FASAL 3 :



(فَصْلٌ) فِيْ بَيَانِ خِطَّةِ السَّلَفِ الصَّالِحِ، وَبَيَانِ الْمُرَادِ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ فِيْ هَذَا الْحِيْنِ، وَبَيَانِ أَهَمِّيَّةِ الْإِعْتِمَادِ بِأَحَدِ الْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ

Fasal 3 : Penjelasan Tentang Langkah Para Salaf Shalih, Maksud Sawad Al-A’dzom Di Masa Ini, Dan Penjelasan Tentang Pentingnya Berpegang Teguh Kepada Imam Madzhab Yang Empat


إِذَا فَهِمْتَ مَا ذُكِرَ عَلِمْتَ أَنَّ الْحَقَّ مَعَ السَّلَفِيِّيْنَ الَّذِيْنَ كَانُوْا عَلَى خِطَّةِ السَّلَفِ الصَّالِحِ، فَإِنَّهُمْ اَلسَّوَادُ الْأَعْظَمُ، وَهُمْ اَلْمُوَافِقُوْنَ عُلَمَاءَ الْحَرَمَيْنِ الشَّرِيْفَيْنِ وَعُلَمَاءِ الْأَزْهَرِ الشَّرِيْفِ اَلَّذِيْنَ هُمْ قُدْوَةُ رَهْطِ أَهْلِ الْحَقِّ وَفِيْهِمْ عُلَمَاءُ لَا يُمْكِنُ اِسْتِقْصَاءُ جَمِيْعِهِمْ مِنْ اِنْتِشَارِهِمْ فِي الْأَقْطَارِ وَالْآفَاقَ كَمَا لَا يُمْكِنُ إِحْصَاءُ نُجُوْمِ السَّمَاءَ.

Jika kalian memahami apa yang disebutkan di atas, maka kalian akan mengetahui bahwa hakikatnya ada pada kaum salaf yang sesuai dengan ajaran para pendahulu yang shaleh, mereka merekalah “sawadul a’dzom” (kelompok mayoritas), dan merekalah yang sependapat dengan para ulama Al-Azhar Al-Syarif yang merupakan teladan bagi kelompok orang-orang yang benar, dan didalam mereka terdapat banyak ulama yang tidak mungkin untuk menghitung mereka semua. Karena penyebarannya melintasi negara dan cakrawala, sebagaimana tidak dapat dihitungnya bintang langit 


وَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يَجْمَعُ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلَالَةٍ، وَيَدُ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ، مَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ} رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ. زَادَ ابْنُ مَاجَهْ: {فَإذَا وَقَعَ الإِخْتِلاَفُ فَعَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الأَعْظَمِ} مَعَ الْحَقِّ وَأَهْلِهِ. وَفِي الْجَامِعِ الصَّغِيْرِ: {إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ أَجَارَ أُمَّتِيْ أَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلَالَة}

Rasulullah SAW bersabda: {Sesungguhnya Allah Yang Maha Esa tidak akan mempersatukan umatku dalam kesalahan, dan tangan Tuhan ada pada kelompok itu. Siapa yang menyimpang darinya akan masuk neraka} Diriwayatkan oleh At-tirmidzi. Ibnu Majah menambahkan: {Jika ada perbedaan pendapat, hendaknya berpegang teguh pada sawad al-a’dzom / kelompok mayoritas} dengan kebenaran dan umatnya. Dan dalam Al-Jami’ Al-Saghir: {Sesungguhnya Allah SWT telah melindungi umatku berkumpul di atas kesesatan}.


وَأَكْثَرُهُمْ أَهْلُ الْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ، فَكَانَ الْإِمَامُ الْبُخَارِيُّ شَافِعِيًّا، أَخَذَ عَنِ الْحُمَيْدِيِّ وَالزَّعْفَرَانِيِّ وَالْكَرَابِيْسِيِّ. وَكَذَلِكَ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالنَّسَائِيُّ. وَكَانَ الْإِمَامُ الْجُنِيْدُ ثَوْرِيًّا، وَالشِّبْلِيُّ مَالِكِيًّا، وَالْمُحَاسِبِيُّ شَافِعِيًّا، وَالْجَرَيْرِيُّ حَنَفِيًّا، وَالْجِيْلَانِيُّ حَنْبَلِيًّا، وَالشَّاذِلِيُّ مَالِكِيًّا 

Kebanyakan dari mereka adalah penganut empat mazhab. Imam Al-Bukhari adalah seorang Syafi'i, dan dia belajar dari Al-Humaydi, Al-Zaafrani, dan Al-Karabisi. Begitu pula Ibnu Khuzaymah dan Al-Nasa’i. Imam Al-Junaid adalah pengikut mazhab sufyan tsauri, Al-Shibli adalah seorang Maliki, Al-Muhasabi adalah seorang Syafi'i, Al-Jariri adalah seorang Hanafi, Al-Jilani adalah seorang Hanbali, dan Al-syadzili adalah seorang Maliki.


فَالتَّقَيُّدُ بِمَذْهَبٍ مُعَيَّنٍ أَجْمَعُ لِلْحَقِيْقَةِ، وَأَقْرَبُ لِلتَّبَصُّرِ، وَأَدْعَى لِلتَّحْقِيْقِ، وَأَسْهَلُ تَنَاوُلًا. وَعَلَى هَذَا دَرَّجَ اَلْأَسْلَافُ الصَّالِحُوْنَ، وَالشُّيُوْخُ الْمَاضُوْنَ رِضْوَانُ اللهِ تَعَالَى عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ.

Berpegang teguh pada suatu madzhab tertentu akan lebih mengumpulkan pada hakikat (maksudnya lebih tepat mencapi hakikat), lebih dekat pada wawasan, lebih mungkin mencapai penyelidikan kebenaran, dan lebih mudah untuk dapat dipahami. diatas ketetapan inilah jalan yang ditempuh oleh para leluhur Nenek moyang yang saleh dan para guru di masa lalu, semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi mereka semua.


فَنَحْنُ نَحُضُّ إِخْوَانَنَا عَوَامَّ الْمُسْلِمِيْنَ أَنْ يَتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَأَنْ لَا يَمُوْتُوْا إِلَّا وَهُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَأَنْ يُصْلِحُوْا ذَاتَ الْبَيْنِ مِنْهُمْ، وَأَنْ يَصِلُو الْأَرْحَامَ، وَأَنْ يُحْسِنُوْا إِلَى الْجِيْرَانِ وَالْأَقَارِبِ وَالْإِخْوَانِ، وَأَنْ يَعْرِفُوْا حَقَّ الْأَكَابِرِ، وَأَنْ يَرْحَمُوْا الضُّعَفَاءَ وَالْأصَاغِرَ وَنَنْهَاهُمْ عَنِ التَّدَابُرِ وَالتَّبَاغُضِ وَالتَّقَاطُعِ وَالتَّحَاسُدِ وَالْإفْتِرَاقِ وَالتَّلَوُّنِ فِي الدِّيْنِ

Kami menghimbau kepada saudara-saudara kita yang beragama Islam agar bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan tidak mati kecuali beragama Islam, dan hendaknya memperbaiki perselisihan di antara mereka, dan menjaga tali silaturahmi, serta berbuat baik kepada tetangga, kerabat, saudara, dan mengetahui hak-hak orang yang lebih tua, dan melihat Melindungi yang lemah dan yang termuda, dan melarang mereka bersekongkol, saling membenci, memutus silaturahmi, bersinggungan, iri dengki, terpecah belah, dan berwarna-warna dalam agama


وَنَحُثُّهُمْ أَنْ يَكُوْنُوْا إِخْوَانًا، وَعَلَى الْخَيْرِ أَعْوَانًا، وَأَنْ يَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا، وَأَنْ لَا يَتَفَرَّقُوْا، وَأَنْ يَتَّبِعُوا الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَمَا كَانَ عَلَيْهِ عُلَمَاءُ الْأُمَّةِ كَالْإِمَامِ أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ، فَهُمْ اَلَّذِيْنَ قَدْ اِنْعَقَدَ الْإِجْمَاعُ عَلَى امْتِنَاعِ الْخُرُوْجِ عَنْ مَذَاهِبِهِمْ،

Kami mengimbau mereka untuk menjadi saudara dan penolong kebaikan, dan tetap berpegang teguh pada tali (Agama islam) Allah SWT, tidak terpecah belah, dan mengikuti Al-Qur’an, Sunnah, dan apa yang dianut oleh para ulama umat, seperti Imam Abu Hanifah, Malik bin Anas, Al-Syafi'i, dan Ahmad bin Hanbal radhiyallahu 'anhu, mereka semua adalah orang-orang yang sepakat untuk tidak menyimpang dari doktrin mereka.


وَأَنْ يُعْرِضُوْا عَمَّا أُحْدِثَ مِنَ الْجَمْعِيَّةِ الْمُخَالِفَةِ لِمَا عَلَيْهِ الْأَسْلَافُ الصَّالِحُوْنَ، فَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ شَذَّ شَذَّ إِلىَ النَّارِ}،

Dan kami menghimbau agar umat muslimin berpaling dari apa yang telah dilakukan oleh kelompok yang bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh para pendahulu salaf shaleh, sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda: {Barangsiapa yang menyendiri tersesat makai a tersesat ke Neraka},


وَأَنْ يَكُوْنُوْا مَعَ الْجَمَاعَةِ الَّتِيْ عَلَى طَرِيْقَةِ الْأَسْلَافِ الصَّالِحِيْنَ، فَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ أَمَرَنِيَ اللهُ بِهِنَّ: اَلسّمْعِ وَالطَاعَةِ وَالْجِهَادِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيْدَ شِبْرٍ، فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ}،

Dan kami menghimbau umat muslimin untuk berada bersama golongan yang mengikuti jejak nenek moyang yang shaleh, sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda: {Dan aku perintahkan kamu melakukan lima hal yang dikehendaki Allah bagi mereka: mendengarkan, taat, jihad, hijrah, dan berkomunitas. Maka sesungguhnya barangsiapa memisahkan diri dari jama’ah walaupun hanya sejengkal saja, maka ia telah melucuti ikatan Islam dari Lehernya}.


وَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {عَلَيْكُمْ بِالْجَماعَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مَعَ الْاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ. وَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوْبَةَ الْجَنّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَماعَةَ}.

Umar bin al-Khattab radhiyallahu 'anhu berkata: {Tetapkanlah atas Kamu untuk  berelompok, dan dan jauhilah oleh kamu perpecahan karena setan itu bersama oramg yang sendirian, dan ia jauh dari orang yang berdua. Dan barang siapa yang menginginkan cinta surga, hendaklah dia melekat pada masyarakat.