FASAL 5 :

 


(فَصْلٌ) فِيْ لُزُوْمِ الْاِحْتِيَاطِ فِيْ أَخْذِ الدِّيْنِ وَأَخْذِ الْعِلْمِ وَالْإِنْذَارِ عَنْ فِتْنَةِ أَهْلِ الْبِدَعِ وَالْمُنَافِقِيْنَ وَالْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّيْنَ

Fasal 5 : Penjelasan Tentang Keharusan Berhati-Hati Didalam Mengambil Agama Dan Ilmu, Dan Peringatan Tentang Bahayanya Ahli Bid’ah, Orang Munafiq, Dan Pemimpin Yang Menyesatkan


يَلْزَمُ الْاِحْتِيَاطُ فِيْ أَخْذِ الْعِلْمِ، فَلَا يَأْخُذُ عَنْ غَيْرِ أَهْلِهِ. رَوَى ابْنُ عَسَاكِرَ عَنِ الْإِمَامِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {لَاتَحْمِلْ اَلْعِلْمَ عَنْ أَهْلِ الْبِدَعِ، وَلَا تَحْمِلْهُ عَمَّنْ لَمْ يُعْرَفْ بِالطَّلَبِ، وَلَا عَمَّنْ يَكْذِبُ فِيْ حَدِيْثِ النَّاسِ وَإِنْ كَانَ لَا يَكْذِبُ فِيْ حَدِيْثِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ}.

Wajib berhati-hati dalam memperoleh ilmu, agar jangan mengambilnya dari orang lain selain orang yang memang mengetahuinya. Ibnu Asakir meriwayatkan dari Imam Malik radhiyallahu 'anhu: {Janganlah kamu mengambil ilmu dari orang-orang ahli bid’ah , dan janganlah kamu mengambilnya dari orang-orang yang tidak dikenal mencari ilmu, atau dari orang-orang yang berbohong dalam berbicara pada manusia meskipun ia tidak berbohong tentang hadis Rasulullah SAW}


وَرَوَى ابْنُ سِيْرِيْنَ رَحِمَهُ اللهُ: {هَذَا الْعِلْمُ دِيْنٌ، فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ} وَرَوَى الدَّيْلَمِيُّ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوْعًا: {اَلْعِلْمُ دِيْنٌ، وَالصَّلَاةُ دِيْنٌ، فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ هَذَا الْعِلْمَ، وَكَيْفَ تُصَلُّوْنَ هَذِهِ الصَّلَاةَ، فَإِنَّكُمْ تُسْأَلُوْنَ يَومَ الْقِيَامَةِ}، فَلَا تَرْوُوْهُ إِلَّا عَمَّنْ تَحَقَّقَتْ أَهْلِيَّتُهُ، بِأَنْ يَكُوْنَ مِنَ الْعُدُوْلِ الثِّقَاتِ الْمُتْقِنِيْنَ.

Ibnu Sirin, semoga Allah merahmatinya, meriwayatkan: “Ilmu itu adalah agama, maka berhati-hatilah dari siapa kamu mengambil agamamu.” Al-Dailami meriwayatkan dari Ibnu Umar semoga Allah merahmati keduanya, dengan rantai penularan yang dapat ditelusuri hingga Nabi: {Ilmu adalah agama, dan shalat adalah agama, maka pertimbangkan dari siapa kamu mengambil ilmu itu, dan bagaimana kamu menerimanya. Doakanlah doa ini, karena kamu akan ditanyai pada hari kiamat}, maka kamu jangan meriwayatkannya kecuali dari orang-orang yang telah dipastikan keahliannya, yaitu dengan hendaknya ada orang itu termasuk orang-orang yang adil, dapat dipercaya dan takwa.


وَرَوَى مُسْلِمٌ فِيْ صَحِيْحِهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: {سَيَكُوْنُ فِيْ آخِرِ أُمّتِيْ أُنَاسٌ يُحَدِّثُوْنَكُمْ مَا لَمْ تَسْمَعُوْا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُم}.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Sahihnya bahwa Rasulullah SAW bersabda: {Akan ada di akhir bangsaku orang-orang yang akan berbicara kepadamu kecuali kamu atau ayahmu mendengarkan. Waspadalah terhadapmu, waspadalah dari mereka


وَفِيْ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ أَيْضًا أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {يَكُوْنُ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ، يَأْتُوْنَكُمْ مِنَ الْأَحَادِيْثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوْا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ، لَا يُضِلِّوْنَكُمْ وَلَا يَفْتِنُوْنَكُم}.

Juga dalam Sahih Muslim, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Di akhir zaman akan ada para dajjal sang pendusta, mereka membawakan mu hadis-hadis yang belum pernah kamu dan nenek moyangmu dengar, jauhilah mereka dan jauhilah mereka, hingga mereka tidak dapat menyesatkan kalian dan tidak membahayakan kalian

.

وَفِيْ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ أَيْضًا عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: {إِنَّ فِي الْبَحْرِ شَيَاطِيْنَ مَسْجُوْنَةً أَوْثَقَهَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ. يُوْشِكُ أَنْ تَخْرُجَ فَتَقْرَأَ عَلَى النَّاسِ قُرْآنًا}.

Dan dalam Sahih Muslim juga dari Amr bin Al-Aas radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda: “Sesungguhnya di laut ada setan-setan yang dipenjarakan, dan Suleiman bin Dawud telah mengikatnya. Ia akan keluar dan membacakan Al-Qur'an kepada orang-orang.


قَالَ النَّوَوِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: مَعْنَاهُ أَنْ تَقْرَأَ شَيْئًا لَيْسَ بِقُرْآنٍ وَتَقُوْلُ إِنَّهُ قُرْآنٌ لِتُغْرِبَهُ عَوَامَّ النَّاسِ.

Al-Nawawi rahimahullah berkata: maksudnya adalah mereka membacakan sesuatu yang bukan Al-Qur'an dan mengatakan bahwa itu adalah Al-Qur'an dengan tujuan membuat bingung masyarakat awam.


وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِيْ اَلْأَئِمَّةُ الْمُضِلُّوْنَ}.

Al-Tabarani meriwayatkan dari Abu Al-Darda' radhiyallahu 'anhu: {Sesungguhnya yang paling aku takuti bagi umatku adalah para Imam yang sesat menyesatkan}.


وَرَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيْمِ اللِّسَانِ}.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar radhiyallahu 'anhu: {Sesungguhnya yang paling aku takuti bagi umatku adalah setiap orang munafik yang pandai bersilat lidah}.


قَالَ الْمُنَاوِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: أَيْ كَثِيْرِ عِلْمِ اللِّسَانِ جَاهِلِ الْقَلْبِ وَالْعَمَلِ، اِتَّخَذَ الْعِلْمَ حِرْفَةً يَتَأَكَّلُ بِهَا وَأُبَّهَةً يَتَعَزَّزُ بِهَا ، يَدْعُو النَّاسَ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَيَفِرُّ هُوَ مِنْهُ. وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {إِنِّيْ لَا أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِيْ مُؤْمِنًا وَلَا مُشْرِكًا، فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَحْجُزُهُ إِيْمَانُهُ، وَأَمَّا الْمُشْرِكُ فَيَقْمَعُهُ كُفْرُهُ، وَلَكِنْ أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمْ مُنَافِقًا عَاِلِمَ اللِّسَانِ يَقُوْلُ مَا تَعْرِفُوْنَ وَيَعْمَلُ مَا تُنْكِرُوْنَ}.

Al-Manawi rahimahullah berkata: Maksudnya adalah orang yang banyak ilmu bicaranya, namun bodoh hati dan amalnya, maka dia menjadikan ilmu itu sebagai suatu kerajinan (pekerjaan) yang dengannya dia dapat memperoleh keuntungan dan mencari makan dengannya, ia menyeru manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa, namun ia lari dari-Nya. Al-Tabarani meriwayatkan dari Ali radhiyallahu 'anhu: {Aku tidak khawatir terhadap umatku, baik yang beriman maupun yang musyrik. Adapun bagi orang beriman, maka keimanannya akan menghambatnya dari dosa, dan bagi orang musyrik, kekafirannya menekannya. tetapi aku khawatir bagimu seorang munafik yang pintar bersilat lidah, ia mengatakan apa yang kamu ketahui dan melakukan apa yang tidak kamu setujui.


وَعَنْ زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى قَالَ: قَالَ لِيْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الْإِسْلَامَ؟ قُلْتُ: لَا، قَالَ: يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِم، وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ، وَحُكْمُ الْأَئِمَّةُ الْمُضِلِّيْنَ}.

dari Ziyad bin Hudayr, semoga Allah Yang Maha Kuasa mengasihaninya, dia berkata: Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhu berkata kepadaku: {Tahukah kamu apa yang menghancurkan Islam? Aku berkata: Tidak. Dia berkata: Dunia ini akan hancur karena kekeliruan seorang ulama, perselisihan orang-orang munafik mengenai Kitab Suci, dan keputusan para Imam yang sesat